/> Sukses Kimia SMA

Jumat, 12 Mei 2017

Contoh Soal & Pembahasan Ksp Serta Kelarutan

Soal No.1
Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat? Jelaskan
PEMBAHASAN :
  1. Jenis pelarut, sifat polar dan non polar mempengaruhi kelarutan. Senyawa polar akan larut pada senyawa polar. Sedangkan senyawa non polar hanya akan larut pada senyawa non polar
  2. Suhu, saat suhu dinaikan, jarak antar molekul zat padat semakin renggang sehingga ikatannnya semakin lemah sehingga menjadi mudah larut dalam air. Sedangkan wujud gas naiknya suhu menjadi kurang larut karena gas akan mudah terlepas pada saat suhu dinaikan

Soal No.2
Tentukan rumus Ksp untuk senyawa berikut
  1. Ag2CrO
  2. Cu2S
  3. PbI2
  4. Ca(OH)2
  5. CdS
PEMBAHASAN :
ksp1
Soal No.3
Jika diketahui kelarutan gula adalah 1.800 gram/liter dan Mr gula = 360, tentukan kelarutan gula dalam satuan mol/liter
PEMBAHASAN :
ksp2
Soal No.4
Jika hasil kali kelarutan AxBy = Ksp, tentukan kelarutan (s) dari AxBy
PEMBAHASAN :
ksp3
Soal No.5
Diketahui kelarutan AxBy dalam air adalah s mol/liter. Tentukan Ksp AxBy
PEMBAHASAN :
AxBy ⇌ xAy+ + yBx-
s xs ys
Ksp = [Ay+]x[Bx-]y
Ksp = xsxysy
Ksp = xx.yy.s(x+y)
Soal No.6
Jika pada suhu tertentu kelarutan PbI2 = 1 x 10-4 mol/L, tentukan Ksp PbI2
PEMBAHASAN :
PbI2 ⇌ Pb2+ + 2I
s s 2s
Ksp = [Pb2+][I]2
Ksp = s.(2s)2 = 4s3
Ksp = 4(1 x 10-4)3 = 4. 10-12
Soal No.7
Jika Ksp Mg(OH)2 pada 25oC adalah 4 x 10-12, tentukan pH larutan jenuh Mg(OH)2
PEMBAHASAN :
ksp4
Soal No.8
Tentukan berapa gram PbI2 yang terdapat dalam 200 mL larutan jenuh PbI2 jika diketahui Ksp PbI2 = 1,6 x 10-8
PEMBAHASAN :
ksp5
Soal No.9
Diketahui kelarutan AgCl dalam air adalah 10-5 mol/L, tentukan berapa gram AgCl yang dapat larut dalam 250 mL air (Ar Ag =108; Cl = 35,5)
PEMBAHASAN :
ksp6

Kamis, 11 Mei 2017

Ringkasan Sistem Koloid Kelas XI

A. Komponen Sistem Koloid

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.  Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fasa.Jadi, sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium dispersi atau fasa pendispersi.- Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus)- Medium dispersi bersifat kontinu.

B.  Pengelompokan Sistem Koloid 

Fase Terdispersi
Fase Pendispersi
Sistem
Koloid
Contoh
Gas
Cair
Buih/busa
Busa sabun
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, lava
Cair
Gas
Aerosol
Kabut, awan, obat semprot
Cair
Cair
Emulsi
Susu, minyak ikan, saos
Cair
Padat
Gel(emulsi padat)
Keju, mentega, selai, agar-agar, semir padat, mutiara
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, debu, buangan knalpot
Padat
Cair
Sol
Kanji, cat lem, tinta, lateks, putih telur
Padat
Padat
Sol padat
Perunggu, kuningan, kaca bewarna, permata(gem)
  
C.  Sifat-Sifat Koloid
  
1. Efek Tyndall
Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
          Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. 
2.  Gerak Brown
Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut dijelaskan pada penjelasan berikut:
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3.  Elektropresus
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif.  Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.  Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan.
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
4.  Adsorpsi
Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Fenomena ini disebut adsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam sol padat tersebut.
Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.
Contoh adsorpsi:
-Penyembuhan diare dengan norit
-Penjernihan air dengan tawas
-Pencelupan serat wol untuk proses pewarnaan
-Penjernihan air tebu pada pembuatan gula  
-Penyerapan humus oleh tanah liat
5.  Koagulasi
Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel koloid tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut Koagulasi. Dalam hal ini, koagulasi koloid merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama membentuk zat dengan massa yang lebih besar.
Contoh koagulasi:
-Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalamikoagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
-Pada pengolahan karet, partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format sehingga karet dapat dipisahkan dari lateksnya.
-Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liatdalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al 3+ dari tawas (alumunium sulfat)
-Jika bagian tubuh mengalami luka maka ion Al 3+ atau Fe 3+ segera nenetralkan partikelalbuminoid yang dikandung darah sehingga terjadi penggumpalan darah yang menutupi luka.
6.  Koloid Pelindung
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Contoh koloid pelindung:
-Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar atau gula
-Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
-Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan detergen juga tergolong koloid pelindung.
7.  Dialisis
Dialisis merupakan salah satu sifat dari sistem koloid. Dialisis adalah suatu proses permunian partikel koloid dari ion-ion penganggu kestabilan koloid dengan penyaringan mengunakan membran atau selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah sejenis alat saring yang dibuat khusus untuk keperluan dialisis koloid yang memiliki daya saring sangat tinggi. Selaput semipermeabel ini hanya melewatkan molekul air dan ion-ion saja, sedangkan partikel koloid tetap tinggal.
Prinsip dialisis atau pemisahan koloid dari ion-ion penganggu ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel. Proses Dialisis Koloid sangatlah sederhana. Koloid yang akan di dialisis dimasukan kedalam sebuah kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel. Jika kantong berisi koloid tersebut kemudian dimasukan kedalam sebuah tempat berisi air yang mengalir, maka ion-ion penganggu akan menembus selaput semipermeabel bersama air dan yang tinggal selaput semipermeabel hanyalah koloid yang telah dimurnikan.
   
D.  Pembuatan Sistem Koloid
Bagaimana sistem koloid dibuat? Sistem koloid dapat dibuat dengan dua metode, yaitu dengan metode mengelompokkan (agregasi) partikel larutan sejati dan atau menghaluskan bahan kasar kemudian mendispersikan ke dalam medium pendispersi. Metode pertama disebut kondensasi dan yang kedua disebut dispersi.
1. Pembuatan Koloid dengan Metode Dispersi
Beberapa metode praktis yang biasa digunakan untuk membuat koloid yang tergolong cara dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, homogenisasi, dan cara busur listrik redig.
a. Pembuatan Koloid dengan Cara Mekanik
Zat-zat yang berukuran besar dapat direduksi menjadi partikel berukuran koloid melalui penggilingan, pengadukan, penumbukan, dan penggerusan. Zat-zat yang sudah berukuran koloid selanjutnya didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Cara mekanik, contohnya:
-Pengilingan kacang kedelai pada pembuatan tahu dan kecap. Pembuatan cat di industri, caranya bahan cat digiling kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi, seperti air.
-Teknik penumbukan dan pengadukan banyak digunakan dalam pembuatan makanan, seperti kue tart dan mayones. Kuning telur, margarin, dan gula pasir yang sudah dihaluskan, kemudian dicampurkan dan diaduk menjadi koloid.
-Industri makanan, yaitu pada pembuatan es krim, jus buah, selai dan lainnya. Industri kimia, yaitu pada pembuatan cat, zat pewarna, pasta gigi, dan detergen.
b. Pembuatan Koloid dengan Busur Listrik Bredig
Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui dua buah elektrode logam (bahan terdispersi). Kemudian, kedua elektrode itu dicelupkan ke dalam air hingga kedua ujung elektrode itu hampir bersentuhan agar terjadi loncatan bunga api listrik. Loncatan bunga api listrik mengakibatkan bahan elektrode teruapkan membentuk atom-atomnya dan larut di dalam medium pendispersi membentuk sol. Logam-logam yang dapat membentuk sol dengan cara ini adalah platina, emas, dan perak.
c. Pembuatan Koloid dengan Cara Peptisasi
Dispersi koloid dapat juga diperoleh dari suspensi kasar dengan cara memecah partikel-partikel suspensi secara kimia. Kemudian, menambahkan ion-ion sejenis yang dapat diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid sampai koloid menjadi stabil. Koagulasi agregat-agregat yang telah membentuk partikel-partikel berukuran koloid dapat dihambat karena adanya ion-ion yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid.  Contohnya, tanah lempung pecah menjadi partikel-partikel berukuran koloid jika ditambah NaOH dan akan menjadi koloid jika didispersikan ke dalam air. Partikel-partikel silikat dari tanah lempung akan mengadsorpsi ion-ion OH– dan terbentuk koloid bermuatan negatif yang stabil. Cara ini biasa digunakan pada
 1.sol Al(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan HCl encer (sedikit) pada endapan Al(OH)3 yang baru dibuat,
 2.sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan FeCl3 pada endapan Fe(OH)3,
 3.sol NiS dapat dibuat dengan cara menambahkan H2S pada endapan NiS.
d. Pembuatan Koloid dengan Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penghomogen sampai berukuran koloid.
2. Pembuatan Koloid dengan Metode Kondensasi
Ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil (berukuran larutan sejati) diperbesar menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Dengan kata lain, larutan sejati diubah menjadi dispersi koloid. Pembentukan kabut dan awan di udara merupakan contoh pembentukan aerosol cair melalui kondensasi molekul-molekul air membentuk kerumunan (cluster).
Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
1.  Reaksi Redoks
Contoh:
a. Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H2S dengan larutan SO2 .
Persamaan reaksinya:
2H2S(g) + SO2(aq) →2H2O(l) + 3S(s)
sol belerang
b. Pembuatan sol emas dari larutan AuCl3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq)
sol emas
2.  Reaksi Hidrolisis
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan penguraian garam FeCl3 Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl( aq)
sol Fe(OH)3
3.  Reaksi Dekomposisi Rangkap
 Contoh:
a. Pembuatan sol As2S3, dibuat dengan mengalirkan gas H2S dan asam arsenit (H3AsO3) yang encer.
Persamaan reaksinya:
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 6H2O(l)
sol As2S3
b. Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya:
AgNO3(aq) + NaC1(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
Sol AgCl
4.  Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air. Persamaan reaksinya:
S(aq) + alkohol + air → S(s)



SOAL DAN PEMBAHASAN KIMIA UNTUK UTS

  Soal 1      
Sebutkan pengertian asam basa menurut Arrhenius?

Pembahasan :
Asam = Spesi yang melapas H+ di dalam air
Basa = Spesi yang melepas OH- dalam air

Contoh : 
H2SO4(aq) → 2H+(aq)    +    SO42-(aq)   → Karena mengion melepas H+ maka H2SO4 tergolong asam.
Ca(OH)2(aq) → Ca+2(aq)    +  2OH-(aq)  → Ca(OH)2 adalah basa karena melepaskan ion OH- dalam air.

      Soal 2        
Dari reaksi berikut :
Tentukanlah pasangan asam basa konjugasinnya dapat kita temui dalam konsep pengertian asam basa menurut Bronsted - Lowry?

Pembahasan :
Asam : donor H+
Basa : Akseptor H+
Dari reaksi diatas dapa dilihat bahwa yang mendonorkan H+ nya adalah H2CO3 sehingga berubah menjadi HCO3-. Dalam hal ini H2CO3 bersifat asam sedangkan CN- yang menerima H+ sehingga berubah menjadi HCN adalah basanya.

Pasangan Asam Basa Konjugasi
H2CO3 : Asam  dan HCO3- : Basa Konjugasi
CN- : Basa dan HCN : Asam Konjugasi

     Soal 3        
Apa yang dimaksud dengan indikator ?

Pembahasan :
Indikator adalah suatu asam lemah organik yang mempunyai warna berbeda pada rentang pH tertentu. Perumbahan warna dapat dijelaskan melalui reaksi berikut :

HIn         ↔   H+    + In-
Warna 1                     Warna 2

Prinsip Kerja indikator
Indikator akan membentuk suatu kesetimbangan seperti reaksi diatas. Jika dimasukkan ke dalam senyawa asam, maka artinya kita menambah konsentrasi ion H+ dalam reaksi kesetimbangan tersebt. Akibatnya kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri sehinngga muncullah warna 1.
Jika kita masukkan ke dalam senyawa basa, maka H+ akan bereaksi dengan ion OH- dari basa sehingga jumlah H+ dalam reaksi kesetimbangan berkurang. Akibatnya kesetimbangan akan bergeser ke arah  kanan dan muncullah warna 2.

      Soal 4        
Jelaskan perubahan warna lakmus merah dan biru jika dimasukan ke dalam larutan asam dan basa ?

Pembahasan :
Kertas Lakmus Merah + asam = Merah
Kertas Lakmus Merah + basa = Biru
Kertas Lakmus Biru + asam = Merah
Kertas Lakmus Biru + basa = Biru

      Soal 5       
Apa yang dimaksud dengan titrasi asam basa ?

Pembahasan :
Titrasi asam basa adalah prosedur analisis kuantitatif dengan mengukur jumlah volume asam atau basa yang diperlukan untuk mentitrasi suatu asam atau basa lain yang belum diketahui konsentrasinya hingga mencapai titik ekivalen yaitu titik saat mol asam sama dengan mol basa.

Dalam titrasi berlaku :
                               n H+ = nOH-
Vasam x Masam x Valesni = Vbasa x Mbasa x Valensi

       Soal 6        
Apa yang dimaksud denga hidrolisis?

Pembahasan :
Hidrolisis adalah reaski suatu zat dengan air sehingga kesetimbangan air yang bersifat netral diganggu oleh zat ini (garam yang ada komponen asam atau basa lemahnya) sehingga pH air berubah.

      Soal 7      
Tentukan pH dari larutan NaOH 0,01 M?

Pembahasan :
NaOH = Basa Kuat
Valensi basa = 1
[OH-] = Mbasa x Valensi
           = 0,01 x 1
           = 0,01 M = 10-2 M
pOH = - log [OH-]
         = - log 10-2
         = 2
pH = 14 - 2 = 12

     Soal 8     
Tentukanlah volume larutan HCl 0,2 M yang diperlukan untuk mentitrasi 20 mL NaOH 0,1 M?

Pembahasan:
Dalam titrasi berlaku :
                               n H+ = nOH-
Vasam x Masam x Valesni = Vbasa x Mbasa x Valensi
           Vasam x 0,2 M x 1 = 20 mL x 0,1 M x 1
                             V asam = 2/0,2 = 10 mL

     Soal 9      
Tentukanlah pH larutan (NH4)2SO4 0,9 M yang terhidrolisis sebagian dalam air (Kw = 10-14 dan Kb = 1,8 x 10-5)?

Pembahasan :
(NH4)2SO4 adalah garam yang berasal dari BL + AK sehingga yang mengalami hidrolisis adalah NH4+ nya

(NH4)2SO4 → 2NH4+  + SO42-
      0,9 M           1,8 M       0,8 M

NH4+ yang terhidrolisis adalah = 1,8 M
Reaksi hidrolisisnya =   NH4+  + H2O  → NH4OH + H+
Larutan bersifat asam karena menghasilkan H+, sehinnga untuk mencai pH digunakan rumus :

pH  = - log [H+]
       = - log 10-4,5
       = 4,5

      Soal 10      
Tuliskan reaksi hidrolisis garam berikut ini :
A. Na3PO4
B. K2CO3

Pembahasan :
a. Na3PO4 → 3Na+  + PO43-
    yang mengalami hidrolisis adalah PO43-(Asam Lemah) (Hidrolisis sebagian / parsial)
    Reaksi Hidrolisis :
    PO43- + 3H2O → H3PO4 + 3OH-
b. K2CO3 → 2K+    +   CO32-
    yang mengalami hidrolisis adalah CO32-(Asam Lemah) (Hidrolisis Persial)
    Reaksi hidrolisisnya :
    CO32- + 2H2O → H2CO2 + 2OH-

      Soal 11     
Bersifat asam, basa atau netralkan larutan garam berikut:
a. ZnSO4
b. KCN

Pembahasan :
a. ZnSO4 → Zn2+    +   SO42-
    Yang mengalami hidrolisi adalah Zn+2 karena berasal dari basa lemah Zn(OH)2
     Reaksi Hidrolisis :
     Zn+2   +  2H2O   →    Zn(OH)2    + H+
     karena menghasilkan H+ berarti garam dalam larutannya bersifat asam
b. KCN → K+    +   CN-
    Yang mengalami hidrolisi adalah CN- yang berasal dari asam lemah(HCN)
     Reaksi hidrolisisnya :
     CN-   + H2O → HCN    + OH-
     Karena menghasilkan OH- maka larutan garam ini bersifat basa

     Soal 12     
Di dalam 200 mL larutan terdapat 5,35 gram NH4Cl. jika Kb = 10-5 dan Ar N = 14, H= 1,Cl = 35,5; Hitunglah pH larutan tersebut?

Pembahasan :
n NH4Cl = gr/ Mr = 5,35/53,5 = 0,1 mol
M NH4Cl = n/V = 0,1 /0,2 = 0,5 M = 5 x 10-1
NH4Cl adalah garam AK + BL sehingga yang mengalami hidrolisis adalah NH4+ dari basa lemahnya.

Rx Hidrolisisnya :
NH4+   + H2O   →   NH4OH    + H+

Karena menghasilkan ion H+ maka larutan bersifat asam, untuk mencari [H+} digunkan rumus :

pH = - log [H+]
      = - log 2,23 x 10-5
      = 5 - log 2,3

     Soal 13    
Larutan asam asetat 0,2 M sebanyak 25 mL (Ka = 10-5) dicampur dengan 25 mL larutan NaOH 0,2 M. Hitunglah pH campuran yang terjadi?

Pembahasan :
Campuran ini mungkin saja mebentuk larutan penyangga atau garam yang terhidrolisis. Untuk menentukanya maka perlu dlihat stoikiometri reaksinya terlebh dahulu.
n CH3COOH = M x V = 0,2 x 25 mL = 5 mmol
n NaOH = M x V = 25 mL x 0,2 = 5 mmol
Reaksi yang terjadi :
               CH3COOH + NaOH → CH3COONa  + H2O
mula 2    5 mmol           5 mmol            -                    -
Reaksi    5 mmol           5 mmol        5 mmol          5 mmol
Sisa           -                     -                   5 mmol          5 mmol

Karena kedua pereaksi habis bereaksi maka yang tersisa dalam campuran adalah garamnya sehinnga garam ini akan terhidrolisis dan menentukan pH larutan.

M CH3COOH = 5/50 = 0,1 M = 10-1 M

CH3COONa mengalami hidrolisis parsial yaitu bagian CH3COO- nya

Reaksi hidrolisisnya :
CH3COO- + H2O → CH3COOH   +  OH-

Sifat larutan adalah basa, untuk menghitung [OH-] digunakan rumus :
gambar 5
pOH = -log [OH-]
         = - log 10-5
         = 5
pH = 14 - 5 = 9
h
a
y
s
m
a
l
A
a
t
f
e
D